Jakarta, Saat masa menyusui, umumnya payudara tampak lebih kencang. Tapi jika dalam periode itu ingin menjalani prosedur pengencangan payudara, adakah efeknya?
dr Beta Subakti Nata’atmaja SpBP-RE(K), spesialis bedah plastik di RSUD Dr Soetomo Surabaya menuturkan pengencangan payudara dapat dilakukan dengan hanya menambahkan implan sampai dengan manipulasi jaringan payudaranya yakni mastopeksi atau breast lifting.
“Untuk yang dilakukan manipulasi jaringan payudara memang pertimbangan proses laktasi harus diutamakan. Karena risiko berkurangnya kemampuan laktasi dapat terjadi pasca operasi,” jelas dr Beta dalam perbincangan dengan detikHealth, Jumat (18/12/2015).
Sebenarnya prosedur pengencangan ataupun pembesaran payudara relatif aman jika dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak bersifat karsinogen. Seperti apa bahannya? Yakni bahan non-medical grade, seperti silikon cair dan lain-lain yang menyimpan potensi bahaya. Apalagi bahan itu bukan bahan yang dibuat untuk kepentingan medis.
“Akibatnya akan ada perubahan bentuk yang tidak diinginkan di kemudian hari dan proses untuk mengoreksinya akan jauh lebih mahal dan sulit,” sambung dr Beta.
Menurutnya, masih adanya beberapa orang yang melakukan prosedur tidak aman dalam pengencangan atau pembesaran payudara adalah karena iming-iming murah dan tidak dioperasi. “Yang aman menurut saya adalah untuk melakukan suatu prosedur kecantikan sebaiknya banyak mencari informasi dahulu dan konsultasi kepada ahlinya, jangan langsung percaya kepada satu sumber informasi,” saran dr Beta.
Nurvita Indarini – detikHealth (vit/up)