Open/Close Menu

Incheon, Meskipun telah menjalani masa tahanan selama 10 tahun, pria asal Korea ini ternyata tak kapok juga. Setelah lepas dari bui, ia berencana merampok lagi. Namun sebelum merampok, ia menjalani operasi plastik untuk mengubah penampilannya.

Kedoknya baru ketahuan setelah berhasil merampok dan kembali ditahan karenanya pada tanggal 23 Maret lalu. Polisi menuding pria ini bertanggung jawab terhadap 87 kasus perampokan yang terjadi di penjuru Korea Selatan.

Menurut pihak kepolisian Incheon yang menahan pria ini, total nilai barang dan uang yang dicuri pria berusia 35 tahun tersebut dilaporkan mencapai lebih dari 479.000 dollar AS atau sekitar Rp 6.2 miliar.

“Pria ini sebenarnya sudah pernah dipenjara untuk kasus yang sama di tahun 2005,” imbuh si polisi seperti dikutip dari Reuters, Rabu (1/4/2015).

Tak tahunya, sekeluarnya dari penjara, pria yang dirahasiakan identitasnya ini melakukan operasi plastik untuk mengubah struktur rahangnya. Kedua tulang kakinya juga dipanjangkan agar ia tampak lebih tinggi sehingga identitas dan catatan kriminalitasnya tertutupi. Namun saat ditanya polisi, ia mengaku operasi itu sengaja ia lakukan hanya untuk memperbaiki penampilannya saja.

Kini ia kembali ditahan dan bersiap menjalani masa hukuman selama 9 bulan ke depan. Dalam pemeriksaan, ia mengakui bahwa ke-87 kasus perampokan yang ditudingkan kepadanya adalah benar adanya. Ia bahkan mengungkapkan bahwa seluruh perangkat yang ia pakai untuk membuka kunci digital di rumah-rumah yang ia rampok merupakan bikinannya sendiri.

Di Korea Selatan, mengubah penampilan lewat operasi plastik seperti telah membudaya. Bahkan di negara maju tersebut terdapat lebih dari 4.000 klinik bedah plastik dan tercatat sebagai negara yang menangani prosedur kosmetik terbanyak di dunia.

Beberapa waktu lalu, dr Beta Subakti Nata’atmaja, Sp.BP-RE​ dari ​Departemen Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mengemukakan semulus-mulusnya hasil operasi plastik, wajah yang merupakan hasil operasi ataupun asli masih dapat dibedakan.

“Mudah (mengenalinya), dengan mencari bekas luka yang pudar atau tersembunyi pada hasil yang baik. Sedangkan kalau hasilnya kurang alamiah, maka bentuk yang tidak proporsional adalah salah satu tandanya,” katanya kepada detikHealth.

dr Beta menambahkan tingginya angka bedah plastik di Korea Selatan semata-mata karena permintaan akan prosedur tersebut juga begitu tinggi. Tapi yang ditampilkan di hadapan publik hanyalah hasil-hasil operasi yang sukses. “Pada kenyataannya tidak semua hasil operasi di Korea juga baik,” lanjut dr Beta.

Rahma Lillahi Sativa – detikHealth (lil/vta)